MY MONSTER
Beberapa orang
berwajah oriental dengan mengenakan jubah putih layaknya seorang dokter duduk
rapi berjejer di sebuah ruang pertemuan. Mereka berhadap-hadapan dengan
pembatas sebuah meja panjang besar, di ujung meja nampak seorang pria asia
dengan kacamata minus tebal, dari rambutnya yang sudah memutih bisa
diperkirakan jika usianya lebih dari setengah abad. Tatapan matanya dingin,
semua orang yang berada di ruang pertemuan itu sampai segan menatap wajahnya.
Profesor
Takeshi Takoyama, ilmuwan senior di bidang biologi dari Jepang. Reputasinya
yang mentereng membuat banyak ilmuwan lain menghormatinya. Bahkan Pemerintah
Jepang membangunkannya sebuah laboratorium khusus untuk peneletian
instrument-instrumen biologi khusus. Tujuannya tentu untuk memberi manfaat bagi
masyarakat Jepang dan dunia pada umumnya. Seluruh ilmuwan terbaik di Jepang dan
Asia direkrut oleh sang Profesor untuk menjalankan laboratorium yang berdiri di
kota Fukuoka tersebut. Sudah banyak pula pencapaian yang telah di dapat, salah
satunya adalah penemuan biota laut langka yang dipercaya sebagai generasi
pertama dari gurita. Biota itu diberi nama Kraken.
Dari kejauhan
terdengar suara lari kecil, tumbukan alas sepatu dengan permukaan lantai begitu
nyaring menandakan jika sang empu begitu terburu-buru. Pintu kaca ruangan
terbuka, seorang pria berusia 25 tahun masuk, wajahnya tegang apalagi saat
hampir seluruh orang yang berada di ruang pertemuan itu menatapnya. Yoga
Pratama, satu-satunya orang Indonesia yang mendapatkan kesempatan untuk magang
di laboratorium yang dikepalai oleh Profesor Takhesi.
Sudah hampir 2
tahun lamanya Yoga berada di Fukuoka, pria itu terpilih menjadi satu-satunya
kandidat dari Indonesia untuk ikut meneliti keberadaan Kraken. Bukan tanpa
alasan Profesor melibatkan orang Indonesia dalam penelitian ini, hal itu
terjadi karena Kraken ditemukan oleh nelayan tradisional di perairan Banda,
wilayah timur Indonesia. Yoga sendiri sejak jaman kuliah dikenal sebagai
seorang mahasiswa cerdas yang gemar melakukan penelitian tentang biota laut. Sudah
banyak jurnal diterbitkan oleh Yoga, jurnal-jurnal tersebut bahkan beberapa ada
yang dijadikan rujukan oleh ilmuwan-ilmuwan luar negeri. Karena kecerdasannya
itulah Yoga bisa diterima menjadi salah satu peneliti di Kementrian riset dan
teknologi sebelum dirinya lulus kuliah.
“Maaf Saya
terlambat.” Kata Yoga sambil membungkukan badannya, pria itu lalu bergegas
mencari tempat duduk kosong.
“Baik,
sekarang bisa kita mulai pertemuannya. Gara-gara satu orang tak disiplin
membuat waktuku terbuang 6 menit.” Gerutu Profesor Takhesi sambil melirik tajam
wajah Yoga yang semakin gugup.
Lampu ruangan
padam, di belakang Profesor Takhesi sebuah slide putih besar menyala terang.
Foto Kraken yang berada di sebuah ruangan kaca terpampang jelas, tubuh hewan
itu persis seperti seekor gurita laut, yang membedakan adalah bentuk
tentakelnya yang menyerupai kontol manusia. Ukurannya pun 4 kali lebih besar
dibandingkan ukuran gurita normal.
“Aku mendapat
laporan jika ada diantara kalian mencoba melakukan percobaan illegal terhadap
aset penelitian ini.” Kata Profesor Takhesi, pria tua itu bangkit dari duduknya, sementara banyak
orang yang berada di ruangan itu langsung terkejut setelah mendengar ucapan
dari sang professor.
“Orang itu
berusaha melakukan cloning pada Kraken dan memasukkan unsur kecerdasan manusia
pada tubuhnya. Ide yang cukup gila, tapi kegilaan seperti itulah yang
membedakan seorang ilmuwan dengan seorang penjahat!” Lanjut Profesor Takeshi.
Slide
berganti, kali ini foto Kraken berganti menjadi rekaman CCTV. Di layar nampak
Yoga sedang berada di sebuah ruangan, nampak jelas jika pria itu sedang
berusaha menyuntikkan sesuatu pada tubuh Kraken. Usahanya gagal karena Kraken
memberontak dan melemparkan tubuh Yoga hingga memecahkan kaca ruangan tempat
Kraken dikurung. Melihat rekaman CCTV itu membuat semua orang di ruang rapat
langsung mengarahkan pandangan tajam ke arah Yoga sambil saling bergumam.
“Tu..Tunggu
dulu, Saya bisa jelaskan.” Kata Yoga panik. Profesor Takhesi tak menggubris
ucapan ilmuwan itu.
“Tidak ada
tempat bagi seorang penjahat gila di laboratorium ini! Sekarang silahkan
tinggalkan ruangan ini!” Hardik Profesor Takhesi penuh amarah. Tak lama dua
orang petugas keamanan masuk ke ruang rapat dan langsung menyeret paksa Yoga
untuk segera meninggalkan ruangan. Yoga masih mencoba memberontak, semua orang
menatap miris ilmuwan asal Indonesia itu.
“Lepas!
Lepaskan! Bangsat kalian semua! Kraken adalah karyaku! Aku berhak melakukan
apapun padanya! Lepaskan!” Teriak Yoga sambil terus meronta hingga akhirnya
tubuhnya dilempar paksa oleh petugas keamanan keluar dari gedung laboratorium
yang sejak 2 tahun lalu menjadi tempatnya mencari nafkah serta ilmu baru.
***
Berita tentang
dipecatnya Yoga Pratama dari laboratorium Fukuoka karena dugaan malpraktek
langsung tersebar ke Indonesia. Dulu profilnya menjadi buah bibir di tanah air
karena prestasi luarbiasa menjadi satu-satunya ilmuwan biologi asal Indonesia
yang meniti karir di Jepang kini berubah menjadi berita miring perihal pemecatan
secara tidak hormat itu. Kasus Yoga menjadi headline media nasional, dering
ponsel milik ilmuwan itu berdering terus menerus nomor asing yang diyakini
adalah wartawan mencoba menghubungi Yoga untuk meminta klarifikasi tapi sama
sekali tak digubrisnya.
Yoga diambang
depresi karena setiap orang mengecam tindakannya tanpa mempedulikan penjelasan
dari ilmuwan muda itu. Sudah berhari-hari setelah pemecatan terjadi Yoga hanya
mengurung diri di dalam apartemen miliknya. Yoga tak berani keluar kamar,
ketakutannya terhadap penghakiman sosial membuatnya merasa lebih aman tetap
berada di dalam apartemennya sendiri.
KLING!
Yoga melirik
layar ponselnya, sebuah pesan masuk. Kali ini sedikit membuatnya mengalihkan
perhatian karena yang mengirim pesan adalah Ibu kandungnya, Umi Latifah.
Bagaimana
keadaanmu Nak? Ibu harap Kamu baik-baik saja disana. Jangan dengarkan apa kata
orang, Umi percaya Kamu tidak melakukan apa yang dituduhkan itu.
Yoga menghela
nafas Panjang, ternyata berita pemecatannya sampai juga di telinga Ibu dan
mungkin saja Ayahnya juga. Muncul perasaan bersalah karena merasa telah
mempermalukan nama kedua orang tuanya. Tapi di sisi lain dirinya merasa lega
karena masih ada orang terdekatnya yang percaya kepada dirinya.
Maafkan
Yoga Umi, udah ngecewain Umi dan Abi.
Balas Yoga
melalui sebuah pesan singkat, setelah beberapa saat Umi Latifah kembali
mengirim pesan.
Umi dan
Abi masih bangga kepadamu, kalau dirasa memang tidak memungkinkan lebih baik
Kamu pulang ke Indonesia. Umi yakin kecerdasanmu akan lebih bermanfaat di sini.
Membaca itu
Yoga mengrenyitkan dahi, ada rasa bimbang yang tiba-tiba menyeruak dalam
dadanya. Pulang kembali ke Indonesia apakah sebuah pilihan tepat untuknya saat
ini? Tidak, dia belum tuntas dengan mahakaryanya bernama Kraken. Yoga tidak
akan pulang sebelum menuntaskan satu misi terakhir dan tentu saja untuk
membalas dendam terhadap Profesor Takhesi yang menghancurkan karirnya. Hela
nafas panjang disertai senyum sinis terukir pada wajah Yoga.
***
Sementara itu
di sebuah kamar hotel di Indonesia, Umi Latifah sudah bertelanjang bulat.
Tubuhnya yang bahenol dengan balutan kulit kuning langsat khas Mojang priangan
tersirat lampu temaram kamar hotel. Semakin eksotis karena meskipun sudah
berusia 43 tahun Umi Latifah memiliki bentuk badan yang sangata terawatt, buah
dadanya yang berukuran besar masih terlihat kencang. Belum lagi bokongnya yang
padat semakin menambah kesempurnaan wanita paruh baya ini.
“Diliatin aja
nih?” Goda Umi Latifah pada seorang pria bertubuh kekar dengan kulit cokelat
kehitaman. Kasman, pria berusia 32 tahun, duda muda yang bekerja sebagai
kontraktor di proyek pengerjaan Masjid milik suami Umi Latifah.
“Kamu selalu
bikin kontolku ngaceng!” Sergah Kasman tak sabar untuk kembali menyetubuhi Umi
Latifah.
20 tahun
membina rumah tangga dengan Ustad Ferdy Hamzah tak cukup membuat kesetiaan Umi
Latifah bertambah. Justru sebaliknya, Kesehatan Ustad Ferdy yang dua tahun
belakangan memburuk akibat penyakit diabetes akut membuat Umi Latifah tergoda
untuk menikmati kemesraan bersama pria lain. Akibat penyakit itu vitalitas
Ustad Ferdy menurun drastis, Umi Latifah tak bisa lagi mendapat kepuasan batin.
Libidonya yang setiap saat meledak-ledak seolah tak dapat dipenuhi oleh sang
suami yang sudah memberikan seorang putera, Yoga Pratama.
Kasman, duda
muda yang baru saja mendapat proyek untuk pengerjaan Masjid dari Ustad Ferdy
ternyata berhasil membuat godaan yang mendera Umi Latifah menjadi semakin
berlipat ganda. Hubungan yang awalnya hanya sebatas pemberi dan penerima
proyek, lambat laun berubah menjadi hubungan terlarang antara dua insan yang
dilanda birahi. Sudah hampir satu bulan terakhir keduanya menjalin
perselingkuhan tanpa diketahui oleh orang lain.
Awalnya tentu
saja Umi Latifah tak sebinal ini, menyerahkan tubuhnya begitu saja pada pria
asing yang bukan suaminya. Tapi Kasman adalah duda dengan beribu pengalaman
dalam hal menaklukan wanita. Dia tau Umi Latifah tak bahagia dalam pernikahan,
Ustad Ferdy tak bisa memuaskan hasrat seksual wanita bertubuh sintal itu.
Kasman menawarkan kepuasan itu, tentu dengan dibumbui oleh rayuan pulau kelapa
yang berhasil menggoyahkan kesetiaan Umi Latifah.
Perlahan Umi
Latifah mendekati sisi ranjang, matanya sayu. Kepala keduanya mendekat dan
sepersekian detik kemudian mereka sudah berciuman. Tangan kekar Kasman
membelai kepala Umi Latifah kemudian merayapi pipinya yang merona kemerahan karena menahan nafsu
birahi. Kasman mengarahkan kepala istri
Ustad Ferdy itu ke arah kontolnya yang
sudah keras sempurna.
Kasman tahu
Umi Latifah menginginkan untuk mengulum
batang kemaluannya sesegera mungkin karena saat berciuman jemarinya sudah
begitu aktif menggerayangi area vital itu. Tak mau menunggu lama, duda itu
membuka resleting celana, melepaskan celananya di hadapan Umi Latifah.
"Gila!
Gede banget Beb !" Pekik Umi Latifah tertahan setelah melihat kontol milik
Kasman mengacung sempurna. Perlahan Umi Latifah mendekati tubuh duda yang
berdiri, dia bersimpuh dibawah tubuh Kasman, jari-jarinya mengurut batang
kontol lalu tanpa perasaan malu lagi mulutnya terbuka dan memulai mengulum
serta menjilati batang kontol.
"Uugghh...Anget
banget Sayang ! Eeemmcchh!" Desis Kasman saat Umi Latifah mencaplok ujung
kontolnya dan menghisapnya secara perlahan.
Umi Latifah
memainkan lidahnya, menjilati pelan kepala kontol yang berwarna coklat itu
sambil sesekali ujung lidahnya bermain di lubang yang ada di ujung kepala
kontol hingga membuat Kasman mendesis-desis seperti orang kepedasan. Sambil
mulut dan tangannya terus bekerja memanjakan kontol, mata Umi Latifah
senantiasa menatap mata Kasman. Sesekali dia melempar senyum manis memberi
tanda pada Kasman jika mulutnya sedang
dipenuhi oleh kontol, seolah Umi Latifah ingin memberitahu kalau dia
begitu menikmati kulumannya pada kontol besar milik selingkuhannya itu.
"Mmmmmppphhh...Emmppp…"
Mulutnya bergumam tertahan layaknya seorang anak kecil yang sedang menikmati
sebuah es krim lezat.
Sementara itu,
kedua tangan Kasman mulai berusaha meremas bongkahan padat payudara yang
mungkin berukuran 40, begitu sempurna, tubuh Umi Latifah jauh lebih menggiurkan
jika tak tertutup sehelai benangpun ! Birahi duda muda itu semakin terbakar, dengan
terburu buru Kasman kembali melahap rakus bibir ranum Umi Latifah. Mereka berdua
kembali terlibat ciuman panas, lidah mereka saling menjilat, bibir saling
memagut liar.
"Emutin
lagi Sayang.." Perintah Kasman beberapa saat kemudian.
Kasman
berpindah posisi ke atas ranjang, dengan duduk menempel pada dinding kamar dan
kedua paha terbuka lebar, kontolnya mengacung sempurna, menantang Umi Latifah
untuk segera melakukan tugas dengan mulutnya. Umi Latifah merayap mendekati
tubuh Kasman, kembali dibenamkan ujung kontol ke dalam mulutnya, hisapan lembut
disertai jilatan-jilatan nakal lidah pada sekujur batang kemaluan semakin
membuat birahi Kasman terbakar. Kasman benamkan kepala Umi Latifah semakin ke
bawah, nyaris seluruh batang kontolnya terdorong ke dalam mulut Ibu Yoga itu,
Umi Latifah tidak protes sama sekali
justru hal itu membuatnya semakin bersemangat.
Tidak puas
hanya bermain-main dengan bagian batang kontol saja, mulutnya lalu bergeser ke
bawah menyusuri pangkal kontol yang di tumbuhi bulu-bulu tipis. Mulutnya
bergerak semakin ke bawah sampai pada buah kemaluan Kasman yang menggantung
begitu penuh.
"Oouuuuch...,
Yaahh..., bener disitu.., Aaaacchhh !!" Desah Kasman semakin blingsatan.

Posting Komentar
0 Komentar